Jumat, 03 September 2010

Cemburu Menguras Hati

'' 3 hari kunanti,,jawabanmu oh kasih

setiap saat kuharap,ada keajaiban dalam dirimu

indahnya masa lalu,tergores amarahku

cemburu menguras hati,galau kini menyiksa diri

kembalilah kau kekasihku

jagan putuskan kau tinggalkan aku

sekalipun sering kumenyakitimu

tapi hanya kaulah pengisi hati ini

maafkan aku

maafkan egoku

maafkan diriku...''

( vidi aldiano_cemburu menguras hati )

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _



cemburu menguras hati,itukah kini yang sedang kurasakan?

Cemburu yang mungkin menurutnya tak beralasan.

Aku cemburu pada sesuatu yang menurut dia tak berarti lagi. Tapi tidak untukku.

Bolehkah aku merasa cemburu saat dia tak bisa mencintaiku seperti dia mencintai sesuatu yang tak berarti itu?

Bolehkah aku merasa cemburu saat dia tak bisa mengerti aku dengan baik seperti dia mengerti sesuatu yang tak berarti itu?

Bolehkah aku cemburu karena dia tak bisa mengenalku dengan dekat?

Masih bolehkah aku cemburu?

Kata mereka, cemburu adalah tanda sayang, tanda cinta, dan berarti takut kehilangan. Benarkah??

Tapi kenapa rasa cemburu ini malah membuat ku merasa tak memilikinya lagi?

Cemburu butakah aku?

Ah kenapa sekarang aku jadi pencemburu? Bukankah dulu aku orang yang tak pernah ambil pusing dengan rasa cemburu?

Bukankah hatiku sudah mati rasa untuk rasa cemburu?

Tapi kenapa denganmu

rasa cemburu itu menjadi sesuatu yang sangat menakutkan bagiku?

Dulu aku tak pernah takut tersakiti

karena aku sudah terbiasa dengan rasa sakit

kini aku jadi penakut

takut tersakiti,,takut kehilangan

entahlah yang pasti AKU CEMBURU...sungguh...benar-benar cemburu

dan kamu harus tahu dan mengerti itu....

Kamis, 02 September 2010

Tentang Kamu

Kamu, yang tiba-tiba hadir, kemudian meyakinkanku akan kesungguhanmu mencintaiku. Memberiku sejuta mimpi dan harapan tentang cinta dan kasih yang tulus suci.

Kamu, laki-laki pertama yang berhasil membuat ayah bundaku jatuh hati. Mengizinkan kamu menjadi kekasih hati puteri kesayangan mereka. Berharap kamu bisa menjaga dan membahagiakan aku seumur hidupmu.

Tapi kenapa, saat segenap jiwa ini mulai mencinta dan restu orang tua sudah di tangan, kamu pergi menghilang begitu saja seperti ditelan bumi? Tak ada kabar berita. Membuatku menunggu dan terus menunggu. Menanti sesuatu yang tak pasti. Aku resah. Aku hilang arah. Hatiku mati rasa. Apa kamu tahu itu?

Sempat berpikir, akhiri saja rasa ini, tapi ku tak sanggup. Aku masih berharap suatu hari nanti kamu akan datang kembali. Membawa cinta dan rindu yang sempat dibawa pergi. Dan ternyata kamu memang kembali, tapi bukan dengan cinta dan rindu melainkan membawa kata PUTUS yang menyayat hati. Kata yang membuatku menyesali diri kenapa aku masih bertahan menunggu kehadiranmu di sisi. Aku tak pernah mengerti kenapa semuanya bisa terjadi.

Begitu mudah kamu memutuskan rasa ini. Semudah kamu meninggalkanku pergi. Apa aku tak pantas dicinta? Lalu kenapa dulu kamu meminang cintaku? Aku tak banyak berkata. Diam membisu. Lidahku kelu. Tak ada setitik air matapun yang menetes. Bukan aku tak bersedih hati, asal kamu tahu, aku terluka, tersakiti. Tapi mungkin air mata ini telah mengering. Habis terurai saat aku menunggu dan mengkhawatirkanmu. Ingin marah saja rasanya, mencaci maki dirimu yang telah tega mempermainkan perasaanku. Tapi lagi-lagi aku tak sanggup karena sesungguhnya aku begitu mencintaimu.

Dan sekarang, saat aku benar-benar ingin melupakanmu. Mengubur semua kisah tentangmu. Tanpa rasa malu dan berdosa, kamu berani muncul kembali di kehidupanku, mengajakku merajut ulang rasa cinta yang telah terurai. Cinta yg kamu akhiri sendiri.

Maaf beribu maaf, aku tak bisa. Dan aku tak mau. Aku bukan lagi gadis lugu yang bisa kamu permainkan perasaannya sesuka hatimu seperti dulu. Kini rasa cintaku telah mati. Tak tersisa untukmu lagi.

Pergilah!!
Jangan pernah kembali dan dekati ku lagi.
Bawa semua cintamu, karena ku sanggup hidup tanpa hadirmu.


Kamar yg sepi, 2 September 2010

untuk kamu, sepenggal kisah lalu.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Tolong,,lihat aku!!-2

Aku mencoba keluar dari dekapan Mba Mel. Tapi Mba Mel melarangku. Dia bilang,"diam disini aja, jgn jauh-jauh dari Mba,"dekapannya malah semakin kuat dan membuatku susah bernafas.

Entah apa yg membuat ayah dan ibu akhir-akhir ini bertengkar. Aku jg bingung. Apalagi aku hanya anak kecil yg baru berumur sekitar 5 tahunan. Sejak kakak laki-lakiku dari ayah tinggal di rumah kami, suasana jd semakin tak bersahabat. Kakak laki-lakiku dari ayah? pasti kalian bingungkan? ya, aku Laudya Annita, entah anak keberapa dari berapa bersaudara aku tak tahu. Aku terlahir dari ayah ibu yang sudah mempunyai anak sebelumnya. Tapi aku tak seayah dengan kakak perempuanku, Mba Mel. Dan aku jg tak seibu dengan kakak laki-lakiku yg aku panggil A Ayi dan kakak perempuanku satu lg yg aku panggil Teh Ina. Yang aku tau, aku adalah anak ayah dan ibu. dan mereka adalah kakak-kakakku.

Sebelum mereka menikah, ayah dan ibu pernah menikah dan mempunyai anak. tapi sayang pernikahan mereka gagal. Cerai mungkin jalan satu-satunya dan terbaik untuk mereka masing-masing. Aku tak pernah menyalahkan mereka knp mereka bercerai. toh kalo pernikahan terdahulu baik-baik saja, mana mungkin ada aku.

Awalnya aku tak mempermasalahkan statusku ini. Aku menganggap mereka seperti kakak kandungku sendiri. Apalagi Mba Mel, bersama dia aku dibesarkan di rumah ini oleh ayah dan ibu.

Jumat, 13 Agustus 2010

Tolong,,lihat aku!!-1

Tubuh mungilku masih berada dalam dekapan Mba Mel. Kurasakan hangat dipipiku. Oh Mba Mel menangis!! Aku bingung kenapa saat ini kakak dan ibuku menangis? Mataku mulai menyapu tiap sudut kamar, mencoba mencari ayah. Pencarian itu berhenti di sudut kamar. Kulihat ayah sedang membereskan perabot yg berserakan. Kemudian keluar.

Kali ini ibu bersuara, tapi bukan suara lembut ibu yg aku dengar. Nada suara'y kadang meninggi tapi jg kadang melemah. Seperti'y ibu sedang marah dan kesal pada ayah.

Aku masih dalam pelukan Mba Mel saat ibu melempar kursi plastik kesayanganku. Pemberian ayah. Dugh!! Kursi itu mengenai pintu kamar yg terbuka. Dan,,,,,,ya ampun kursiku pecah. Aku menatap ibu, tajam. Kenapa ibu melempar kursiku? Kursiku jadi rusak. Ibu jahat!! Pikirku saat itu. Dan aku menangis.

Minggu, 18 Juli 2010

kata dan rasa

hanya duduk
diam
membisu
tak ada kata
tak ada rasa
tak mengapa
hanya semangat yang tersisa

Tak Bisa Ku Mengerti

Entah apa yang ada dalam pikiranku
dalam satu bulan terakhir ini aku pindah kerja sampai beberapa kali
Entah apa yang ku cari
sekedar mengejar materi atau kepuasan hati

Ini jelas bukan aku
Aku selalu bisa bertahan dengan semua pekerjaan baruku
Kenapa kali ini tidak?
Benar" tak bisa ku mengerti sama sekali

Maafkan aku Tuhan
bukan berarti aku tak mensyukuri
apa yang telah Engkau beri
tapi salahkah
jika aku menginginkan yang lebih baik
dengan usaha yang tak pernah berhenti?

Selama aku yakin bisa
mampu mendapatkan yang lebih
aku tak kan pernah lelah berusaha
dan berdoa padaMU
semoga aku mendapatkan sesuatu yang lebih berkah lagi