Sabtu, 14 Agustus 2010

Tolong,,lihat aku!!-2

Aku mencoba keluar dari dekapan Mba Mel. Tapi Mba Mel melarangku. Dia bilang,"diam disini aja, jgn jauh-jauh dari Mba,"dekapannya malah semakin kuat dan membuatku susah bernafas.

Entah apa yg membuat ayah dan ibu akhir-akhir ini bertengkar. Aku jg bingung. Apalagi aku hanya anak kecil yg baru berumur sekitar 5 tahunan. Sejak kakak laki-lakiku dari ayah tinggal di rumah kami, suasana jd semakin tak bersahabat. Kakak laki-lakiku dari ayah? pasti kalian bingungkan? ya, aku Laudya Annita, entah anak keberapa dari berapa bersaudara aku tak tahu. Aku terlahir dari ayah ibu yang sudah mempunyai anak sebelumnya. Tapi aku tak seayah dengan kakak perempuanku, Mba Mel. Dan aku jg tak seibu dengan kakak laki-lakiku yg aku panggil A Ayi dan kakak perempuanku satu lg yg aku panggil Teh Ina. Yang aku tau, aku adalah anak ayah dan ibu. dan mereka adalah kakak-kakakku.

Sebelum mereka menikah, ayah dan ibu pernah menikah dan mempunyai anak. tapi sayang pernikahan mereka gagal. Cerai mungkin jalan satu-satunya dan terbaik untuk mereka masing-masing. Aku tak pernah menyalahkan mereka knp mereka bercerai. toh kalo pernikahan terdahulu baik-baik saja, mana mungkin ada aku.

Awalnya aku tak mempermasalahkan statusku ini. Aku menganggap mereka seperti kakak kandungku sendiri. Apalagi Mba Mel, bersama dia aku dibesarkan di rumah ini oleh ayah dan ibu.

Jumat, 13 Agustus 2010

Tolong,,lihat aku!!-1

Tubuh mungilku masih berada dalam dekapan Mba Mel. Kurasakan hangat dipipiku. Oh Mba Mel menangis!! Aku bingung kenapa saat ini kakak dan ibuku menangis? Mataku mulai menyapu tiap sudut kamar, mencoba mencari ayah. Pencarian itu berhenti di sudut kamar. Kulihat ayah sedang membereskan perabot yg berserakan. Kemudian keluar.

Kali ini ibu bersuara, tapi bukan suara lembut ibu yg aku dengar. Nada suara'y kadang meninggi tapi jg kadang melemah. Seperti'y ibu sedang marah dan kesal pada ayah.

Aku masih dalam pelukan Mba Mel saat ibu melempar kursi plastik kesayanganku. Pemberian ayah. Dugh!! Kursi itu mengenai pintu kamar yg terbuka. Dan,,,,,,ya ampun kursiku pecah. Aku menatap ibu, tajam. Kenapa ibu melempar kursiku? Kursiku jadi rusak. Ibu jahat!! Pikirku saat itu. Dan aku menangis.