Kamis, 02 September 2010

Tentang Kamu

Kamu, yang tiba-tiba hadir, kemudian meyakinkanku akan kesungguhanmu mencintaiku. Memberiku sejuta mimpi dan harapan tentang cinta dan kasih yang tulus suci.

Kamu, laki-laki pertama yang berhasil membuat ayah bundaku jatuh hati. Mengizinkan kamu menjadi kekasih hati puteri kesayangan mereka. Berharap kamu bisa menjaga dan membahagiakan aku seumur hidupmu.

Tapi kenapa, saat segenap jiwa ini mulai mencinta dan restu orang tua sudah di tangan, kamu pergi menghilang begitu saja seperti ditelan bumi? Tak ada kabar berita. Membuatku menunggu dan terus menunggu. Menanti sesuatu yang tak pasti. Aku resah. Aku hilang arah. Hatiku mati rasa. Apa kamu tahu itu?

Sempat berpikir, akhiri saja rasa ini, tapi ku tak sanggup. Aku masih berharap suatu hari nanti kamu akan datang kembali. Membawa cinta dan rindu yang sempat dibawa pergi. Dan ternyata kamu memang kembali, tapi bukan dengan cinta dan rindu melainkan membawa kata PUTUS yang menyayat hati. Kata yang membuatku menyesali diri kenapa aku masih bertahan menunggu kehadiranmu di sisi. Aku tak pernah mengerti kenapa semuanya bisa terjadi.

Begitu mudah kamu memutuskan rasa ini. Semudah kamu meninggalkanku pergi. Apa aku tak pantas dicinta? Lalu kenapa dulu kamu meminang cintaku? Aku tak banyak berkata. Diam membisu. Lidahku kelu. Tak ada setitik air matapun yang menetes. Bukan aku tak bersedih hati, asal kamu tahu, aku terluka, tersakiti. Tapi mungkin air mata ini telah mengering. Habis terurai saat aku menunggu dan mengkhawatirkanmu. Ingin marah saja rasanya, mencaci maki dirimu yang telah tega mempermainkan perasaanku. Tapi lagi-lagi aku tak sanggup karena sesungguhnya aku begitu mencintaimu.

Dan sekarang, saat aku benar-benar ingin melupakanmu. Mengubur semua kisah tentangmu. Tanpa rasa malu dan berdosa, kamu berani muncul kembali di kehidupanku, mengajakku merajut ulang rasa cinta yang telah terurai. Cinta yg kamu akhiri sendiri.

Maaf beribu maaf, aku tak bisa. Dan aku tak mau. Aku bukan lagi gadis lugu yang bisa kamu permainkan perasaannya sesuka hatimu seperti dulu. Kini rasa cintaku telah mati. Tak tersisa untukmu lagi.

Pergilah!!
Jangan pernah kembali dan dekati ku lagi.
Bawa semua cintamu, karena ku sanggup hidup tanpa hadirmu.


Kamar yg sepi, 2 September 2010

untuk kamu, sepenggal kisah lalu.

3 komentar:

  1. Hallo Dewi..
    detik2 terakhir dpt inspirasi :)

    Ma kasih yah partisipasinya...
    Saya catat linknya

    Salam,
    Eka

    BalasHapus
  2. ceritaeka: yups,,kebiasaan buruk neh,,selalu mepet2..tp yang penting masih bisa ikutan...
    aulawi: kapok???hmmmm,,ga tuh...

    BalasHapus